Senin, 27 April 2015

RASA YANG SALAH


Saya masih sedikit ragu untuk membahas topik ini tapi berhubung sering sekali teman-teman menceritakan masalahnya kepada saya dan mereka selalu ingin saya memberikan pendapat maka akhirnya saya pun tertarik menulis topik ini. 

Menurut saya rasa yang salah adalah sebuah bentuk perasan yang tidak terintegrasi atau terhubung antara satu dengan lainnya. Ambil contoh yang mudah, misalnya kita sangat yakin seseorang mencitai kita padahal sebenarnya ia sama sekali tidak mencintai kita. Maka, rasa yang terjadi bisa dikategorikan sebagai rasa yang salah. Akhir-akhir ini dimasa yang penuh semangat dan optmisme yang membludak rasa ini seringkali muncul. Kita sangat yakin dengan kekuatan optimisme dan mengukuhkannya dengan melakukan afirmasi. Dengan kedua senjata itu kita sangat yakin bahwa kita akan selalu berada di pilihan yang tepat dan perasaan yang sesuai. Padahal ketahuilah bahwa optimisme dan afirmasi sebenarnya tidak akan mampu untuk membenarkan rasa yang salah dan menjadikan semua rasa menjadi benar.

Kunci dari penerapan rasa yang benar adalah telaah lebih jauh terhadap suatu rasa dan efek balik dari keberadaan rasa tersebut. Dalam hal ini bisa kita abil contoh bahwa jika kita mencintai seseorang dan sangat yakin, optimis dan mulai mengafirmasi bahwa ia juga memiliki rasa yang sama maka kita harus menelaah efek balik yang diberikan. Jangan sampai rasa dan keyakinan itu hanya berkembang di satu pihak karena ini akan menjadi rasa yang salah.

Berikutnya jika kita telah menyadari bahwa kita berada dalam kondisi memiliki rasa yang salah, maka segeralah melakukan pembenaran rasa. pembenaran ini dapat dilakukan dengan cara menata kembali dan mengarahkan rasa kearah yang tepat. Ibarat kata, saat kita masak dan telah memasukkan semua bumbu kemudian kita mencicipi rasa masakan (ini sebagai bentuk telaah) kita akan tahu rasa mana yang kurang dan apa yang perlu ditambahkan. Nah, proses penambahan untuk menyeimbangkan rasa masakan itu adalah suatu pembenaran dan perbaikan dari sesuatu yang telah salah. Begitu juga dengan rasa yang ada dibenak kita, harus kita telaah dan jika terasa ada yang salah maka segera perbaiki.

Dalam kehidupan setiap orang pasti pernah mengalami rasa yang salah ini. Tinggal bagaimana kita menyikapinya dan mengambil tindakan yang tepat untuk memperbaikiny bukan malah menambah kesalahan. Jangan sampai saat kita memasak dan merasa makanan yang kita masak kurang asin malah kita tambahkan gula. Semoga kita selalu bisa berada dalam kondisi rasa yang benar dan mampu mempertahankannya sekaligus menularkannya ke orang-orang sekitar kita.

Tidak ada komentar: