Senin, 27 April 2015

PAMIT, PERPISAHAN, DAN KESEDIHAN


Dulu sekali sangat sering dikatakan bahwa pertemuan adalah awal dari perpisahan. Saat ini, saya sangat yakin bahwa perpisahan adalah awal dari pertemuan. Kita akan mendapati pertemuan baru setelah melakukan perpisahan. Perpisahan sendiri selalu menjadi momen yang sangat berat dan sangat menyedihkan. apalagi jika harus berpisah dengan sesuatu atau seseorang yang kita sayangi. Ada beberapa alasan perpisahan itu menjadi menyedihkan:

1. Pesimis terhadap pertemuan baru

Alasan ini seringkali menjadi penyebab bertambah sedihnya momen perpisahan. Karena, kita berpikir bahwa apa yang kita miliki saat ini adalah yang terbaik dan takkan pernah tergantikan. Kemungkinan pendapat seperti itu ada benarnya, tetapi coba dipikirkan dan dihayati lagi bukankah seharusnya jika itu menjadi yang terbaik dan tak tergantikan maka ia akan selalu bersama kita? Nah, jika harus berpisah berarti itu adalah batas cukup dari hal terbaik itu. Seperti saat makan kita harus melepas sendok dari genggaman untuk memegang segelas air. 

2. Terlalu mencintai

Ini adalah masalah hati, entah bagaimana terkadang kita sangat mencintai sesuatu. Terkadang alasan kecintaan itu pun tak pernah kita ketahui. Saat harus berpisah rasa cinta ini berubah membentuk rasa kesedihan. Kesedihan yang dibentuk dari perpisahan dengan sesuatu yang tak beralasan kita cintai, pun akan menjadi kesedihan yang tak beralasan. Menghadapi kesedihan bentuk ini kita perlu waktu sejenak untuk berpikir dan menelaah semua yang terjadi. Temukan satu alasan pasti kenapa kita begitu mencintainya. Jika alasan tersebut telah ditemukan maka akan ada kelapangan untuk melepaskannya.

3. Tidak ikhlas

Nah, ini adalah sesuatu yang sangat lumrah dialami oleh kita saat terjadi perpisahan. Padahal kita semua meyakini bahwa segala sesuatu ada batasannya. Semua ada waktunya, ada waktu untuk berpisah dan ada waktu untuk bertemu. Jika berada diposisi kesedihan akibat perpisahan yang sulit untuk diikhlaskan, kita perlu menarik napas sejenak dan merasakan udara yang kita hirup mengisi penuh rongga paru-paru kita. Dalam kondisi penuh udara ini kita akan meresapi dan mengetahui apa itu ikhas dan syukur. Ikhlas terhadap sesuatu yang harus kita tinggalkan dan bersyukur untuk sesuatu yang akan kita temui.

4. Sangat membutuhkannya

Tidak bisa dipungkiri bahwa saat kita membutuhkan sesuatu kita akan sangat sulit untuk melepaskannya apalagi harus berpisah. Seperti bayi yang akan menangis saat botol susunya diambil. Begitulah kita akan menjadi sedih saat harus berpisah dengan sesuatu yang masih sangat kita butuhkan. Pahamilah bahwa kadar kebutuhan itu bisa berubah dan hanya perlu waktu untuk membuktikan itu semua. Tetap optimis dalam menjalani kehidupan dengan mendewasakan serta meningkatkan kualitas diri adalah jawaban untuk kesedihan akibat perpisahan dengan sesuatu yang sangat kita butuhkan.


Tidak ada komentar: