Perceraian
pada dasarnya sama seperti perpisahan diantara dua orang yang saling mencinta
pada umumnya. Pembeda yang membuat suatu perceraian menjadi sangat penting
adalah landasan pernikahan yang telah dipilih oleh kedua belah pihak. Saat
berlangsungnya pernikahan kedua belah pihak berikrar untuk saling setia di
depan para saksi. Tetapi siring berjalannya waktu perasaan yang ada diawal
pernikahan dikedua pihak atau pun salah satu pihak dapat berubah. Jika
ditelusuri dari pihak wanita ada lima alasan utama yang sangat umum menjadi
alasan mereka menginginkan perceraian, diantaranya:
1. Pria
yang telah menjadi suaminya ternyata bukanlah pria yang tepat
Alasan
utama ini menjadi lumrah terucap dari
kebanyakan wanita yang menginginkan perceraian di usia pernikahan yang masih
muda. Dengan alasan bahwa setelah menikah sang wanita baru menyadari bahwa pria
yang sekarang bersamanya bukanlah pria dengan karakter yang selama ini
didambakannya. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya pemahaman dari
masing-masing individu dan keterbukaan diawal hubungan. Para wanita pada
dasarnya selalu mempunyai sebuah dunia impian yang selalu ingin diwujudkannya.
Saat mimpi tentang dunianya ini tidak terpenuhi dan sang wanita tidak bisa menerima keadaan yang terjadi pada
umumnya hubungan pernikahan akan berakhir.
2. Kekerasan
dalam rumah tangga
Banyak
wanita yang menjadikan alasan ini untuk menggugat cerai suami. Pada dasarnya
wanita yang ingin menikah berharap untuk mendapatkan pasangan yang melindungi
dan ampu membimbing dirinya. Tetapi saat
yang terjadi adalah sebaliknya dengan wanita berada diposisi korban kekerasan
maka wanita masa kini tidak akan sungkan untuk menuntut cerai dari suaminya.
Kekerasan dalam keluarga ini saat hanya sebatas menimpa sang wanita pada
umumnya para wanita masih sanggup untuk bersabar tetapi saat kejadian ini
dialami juga oleh anak-anaknya maka keebanyakan wanita akan dnegan segera yakin
dan mengambil keputusan bahwa perpisahan dengan sang suami adalah keputusan
yang paling tepat.
3. Adanya
pria lain
Kehadiran
pria lain yang membuat sang wanita menjadi lebih nyaman menjadi satu alasan
yang sangat cukup lumrah. Seorang wanita disaat memuttuskan pernikahan tentu
menginginkan adanya rasa nyaman dan aman dalam sebuah hubungan serius yang
dipilihnya. Saat semua atau beberapa hal yang ada diawal pernikahan menjadi
hilang sang wanita umumnya tetap mencari keberadaan rasa yang pernah ada
tersebut. Seringkali dalam kondisi seperti ini akan hadir pria lain dalam
hidupnya yang dirasa bisa memenuhi semua itu. Padahal, sangat mungkin yang
terjadi adalah sama seperti saat wanita memutuskan pernikahan saat sebelumnya
bahwa setelah melalui proses pernikahan dan menjalani kehidupan bersama
perpisahan pun mungkin tak bisa dihindari.
4. Kondisi
ekonomi keluarga
Kondisi
ekonomi keluarga pada dasarnya tidak terlalu banyak menyebabkan pernikahan
berakhir. Tetapi, ada beberapa wanita yang tidak bisa untuk bertahan dalam
kondisi keluarga yang serba kekurangan ditambah faktor lingkungan maka akan
semakin parah kondisi tersebut. Sang wanita akan menginginkan perceraian
dikarenakan adanya pengharapan untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik.
5. Kemapanan
dan kematangan sang wanita dalam menjalani hidup
Wanita
yang mapan dan matang akan cenderung untuk menganggap remeh pasangannya. Saat
sang wanita berada pada kondisi deperti ini sang wanita umumnya akan sangat
yakin untuk memilih pperceraian. Sang wanita merasa bahwa kemapanannya sudah
cukup untuk membawa ia pada jenjang kesuksesan. Kemaanan dan kematangan ini
menjadi seperti sebuah penopang kekuatan wanita untuk berdikari dan bisa
terlepas dari hubungan pernikahan yang sering dianggap akan mengecilkan sang
wanita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar